Tuesday 12 March 2013

Antara Guru BP, School Psychologist, dan Educational Psychologist




Guru BP, school psychologist, dan educational psychologist merupakan tiga bidang yang berbeda, namun sama-sama merupakan bagian dari psikologi pendidikan.



     Guru BP merupakan sosok yang bekerja dalam bagian administratif di sekolah. Guru BP dikenal sebagai guru yang terkadang tiba-tiba masuk ke kelas untuk memberikan ceramah atau penyuluhan. Penyuluhan atau bimbingan dilakukan karena merupakan tugas administratif dari guru BP. Selain itu, guru BP juga menyusun laporan akademik siswa. Kedua hal di atas merupakan tugas dari guru BP selain memanggil siswa-siswa yang bermasalah dalam bidang akademik maupun non-akademik. Walaupun banyak murid yang tidak menyukai guru BP karena dikenal dengan “tukang pemberi sanksi”, namun sebenarnya wibawa dan karakter yang dibawa oleh guru BP dapat menentukan guru tersebut disukai atau disegani oleh murid-muridnya. 

     Profesi kedua adalah school psychologist atau psikolog sekolah. Psikolog sekolah merupakan psikolog yang bekerja di sekolah untuk memberikan konseling terhadap murid-murid yang bermasalah. Jika dilihat dengan kasat mata, psikolog sekolah dan guru BP hampir sama. Yang membedakan keduanya adalah psikolog sekolah merupakan seorang psikolog dan guru BP tidak harus merupakan lulusan psikologi namun bisa merupakan lulusan pendidikan. Selain itu, karena psikolog sekolah merupakan psikolog yang memiliki izin praktek dan diakui, maka psikolog sekolah dapat memberikan tes terhadap murid-murid. Murid yang bermasalah akan berhadapan dengan guru BP, namun jika tidak dapat diatasi maka murid tersebut akan di refer ke psikolog sekolah.
     Guru BP dan psikolog sekolah sama-sama melakukan wawancara setiap saat untuk mengumpulkan data atau informasi. Aplikasi wawancara dalam profesi ini adalah untuk diagnosa klinis, keperluan konseling, dan penerimaan murid baru. Kelebihan wawancara dalam hal ini adalah dapat mengetahui informasi tentang siswa lebih dalam. Kekurangan dari wawancara sendiri adalah siswa terkadang bersikap pura-pura baik atau faking good di depan guru BP ataupun psikolog sekolah. STAR model adalah penanganan yang dapat dilakukan. 
     Profesi ketiga adalah educational psychologist. Tugas dari educational psychologist adalah menyusun kurikulum sekolah yang terstandarisasi, classroom management, dan media pembelajaran. Educational psychologist lebih mengarah kepada pengaturan pendidikan di mana murid belajar dan berkembang. 

No comments:

Post a Comment