Guru BP, school psychologist, dan educational
psychologist merupakan tiga bidang yang berbeda, namun sama-sama merupakan
bagian dari psikologi pendidikan.
Guru BP merupakan sosok yang bekerja dalam bagian administratif di
sekolah. Guru BP dikenal sebagai guru yang terkadang tiba-tiba masuk ke kelas
untuk memberikan ceramah atau penyuluhan. Penyuluhan atau bimbingan dilakukan
karena merupakan tugas administratif dari guru BP. Selain itu, guru BP juga
menyusun laporan akademik siswa. Kedua hal di atas merupakan tugas dari guru BP
selain memanggil siswa-siswa yang bermasalah dalam bidang akademik maupun
non-akademik. Walaupun banyak murid yang tidak menyukai guru BP karena dikenal
dengan “tukang pemberi sanksi”, namun sebenarnya wibawa dan karakter yang
dibawa oleh guru BP dapat menentukan guru tersebut disukai atau disegani oleh
murid-muridnya.
Profesi kedua adalah school
psychologist atau psikolog sekolah. Psikolog sekolah merupakan psikolog
yang bekerja di sekolah untuk memberikan konseling terhadap murid-murid yang
bermasalah. Jika dilihat dengan kasat mata, psikolog sekolah dan guru BP hampir
sama. Yang membedakan keduanya adalah psikolog sekolah merupakan seorang
psikolog dan guru BP tidak harus merupakan lulusan psikologi namun bisa
merupakan lulusan pendidikan. Selain itu, karena psikolog sekolah merupakan
psikolog yang memiliki izin praktek dan diakui, maka psikolog sekolah dapat
memberikan tes terhadap murid-murid. Murid yang bermasalah akan berhadapan
dengan guru BP, namun jika tidak dapat diatasi maka murid tersebut akan di
refer ke psikolog sekolah.
Guru BP dan psikolog sekolah sama-sama melakukan wawancara setiap saat
untuk mengumpulkan data atau informasi. Aplikasi wawancara dalam profesi ini
adalah untuk diagnosa klinis, keperluan konseling, dan penerimaan murid baru.
Kelebihan wawancara dalam hal ini adalah dapat mengetahui informasi tentang
siswa lebih dalam. Kekurangan dari wawancara sendiri adalah siswa terkadang
bersikap pura-pura baik atau faking good
di depan guru BP ataupun psikolog sekolah. STAR model adalah penanganan yang
dapat dilakukan.
Profesi ketiga adalah educational
psychologist. Tugas dari educational
psychologist adalah menyusun kurikulum sekolah yang terstandarisasi, classroom management, dan media
pembelajaran. Educational psychologist lebih
mengarah kepada pengaturan pendidikan di mana murid belajar dan berkembang.
No comments:
Post a Comment